Bahtsul Masail Hukum Selie di Sosial Media

Bahtsul Masail Hukum Selie di Sosial Media

Di zaman yang serba modern ini, siapa yang tidah mengenal selfie? Bahkan bisa dibilang selfie ini sudah menadi gaya hidup. Setiap aktifitas, setiap kegiatan yang kita lakukan sehari-hari, bahkan setiap saat tida lepas dari selfie. Lalu, bagamana dengan Islam, yakni agama yang dikenal dengan secara menyeluruh kehidupan penganutnya, mengatur huum selfie ini? Bagaimana hukum selfie menurut Islam? Selanjutnya, bagaimana uga apabila hasil selfie tersebut di-upload atau diunggah di Sosial Media?

Berikut hasil Bahtsul Masail tentang Hukum Selfie di Sosial Media. Di dalam artikel ini juga akan dibahas secara luas mengenai Pengertian selfie. Pengertian selfie baik dari segi bahasa maupun istilah. Selain itu, juga akan dibahas bagaimana pandangan para ulama mengenai huum selfie di sosial media, dan sterusnya.

Bahtsul Masail Hukum Selie di Sosial Media


Perkembangan yang pesat dari teknologi telekomunikasi dan teknologi komputer telah membawa suatu perubahan yang bersifat global dan masif dalam kehidupan manusia. Perkembangan ini membawa manusia di ambang revolusi keempat dalam sejarah pemikiran manusia bila ditinjau dari konstruksi pengetahuan umat manusia yang dicirikan dengan cara berfikir yang tanpa batas (borderless way of thinking). Terlebih lagi, kecenderungan bagi manusia untuk selalu berinteraksi dalam dunia teknologi meningkat seiring dengan berbagai fasilitas serta kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi. Perkembangan jejaring sosial merupakan sebuah media sosial dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Twitter, facebook, Youtube dan Instagram merupakan fenomena jejaring sosial yang sering kali menimbulkan permasalahan di dalamnya. Ditambah lagi, penggunaan foto atau gambar pribadi miliknya untuk menyakinkan masyarakat pengguna jejaring sosial bahwa akun tersebut miliknya, tentunya saja perlu dianalisis lebih jauh dengan menggunakan kacamata fiqh sebagai barometer legislagi hukum bagi umat Islam. 

Kemajuan teknologi semakin meningkat dalam kehidupan kita, hal ini telah mendorong masyarakat untuk terus mengikuti kemajuan teknologi tersebut. Seiring berkembangnya zaman, semakin berkembang pula alat-alat teknologi dalam kehidupan masyarakat. Kehadiran smartphone seperti ipad, iphone dan android membawa fenomena baru di kalangan remaja yaitu selfie. Foto selfie menjadi trend bagi remaja yang suka mengunggah foto selfie ke media sosial sehingga dapat di lihat oleh pengguna lainnya, bahkan di lihat dari sudut pandang lain banyak masyarakat yang berasumsi bahwa seorang selfie adalah seorang yang krisis identitas diri, karena seorang selfie banyak dikaitan dengan remaja yang mengalami gangguan kepercayaan diri dengan mencoba mencari perhatian dari masyarakat pengguna media sosial. Penggunaan media sosial instagram pun terus bertambah jumlahnya. Budaya selfie ini semakin popular di kalangan pengguna internet, terutama remaja dan kumpulan pelajar dan mahasiswa, dimana mereka memposting gambar-gambar mereka ke halaman media sosial mereka untuk mendapatkan perhatian. 

Menciptakan suatu foto selfie tidak dibutuhkan pengalaman, keterampilan dan kepekaan yang tepat dan cermat dalam mengarahkan lensa kamera untuk menangkap objek yang dipotret. Oleh karena itu foto selfie tersebut dianggap tercipta karena hasil usaha intelektual manusia yang mengoptimalkan fungsi kamera sebagai suatu alat bantu dalam mewujudkan suatu foto selfie. Lalu, bagaimana hukum selfie yang diupload di sosial media?

Selfie, Jejaring Sosial, dan Sosial Media

Sebelum membahas hukum selfie, perlu diketahui arti selfie menurut bahasa, juga perlu diketahui arti dan peristilahan kata selfie dalam bahasa Arab. Di dalam kamus Lisanul ‘Arab, Tabarruj secara bahasa berarti menampakan perhiasan kepada lelaki asing (bukan mahram). Secara lebih mengerucut mengenai definisi tabarruj, Abu Muhammad FH mengartikan tabarruj yaitu segala macam cara yang menimbulkan rangsangan birahi kepada selain suami atau istri, menampakkan kecantikan dan memikat laki-laki lain yang bukan mahramnya, tanpa rasa malu.  Begitu juga dalam beberapa kamus juga memiliki definisi yang sama, yakni menampakan kecantikan dan perhiasan di hadapan lelaki asing. Sehingga dapat dipahami bahwa ketika wanita ber-tabarruj, artinya keadaan perhiasan itu menarik pandangan. Seakan-akan wanita itu menonjolkannya untuk kaum laki-laki. Barangkali bahasa gaulnya “carmuk” (cari muka). Atau “caper” (cari perhatian).. Hal yang perlu dipahami dalam hal ini adalah, tindakan yang disengaja untuk mendapat perhatian orang lain yang tidak halal. Hal itu dilakukan misalnya agar dikatakan “subhanallah! Cantik, ya”. Atau “subhanallah, kerudung cokelatnya cocok banget sama kulit ukhti” dsb. 

Selfie secara harfiah seringkali diartikan sebagai aktivitas memotret diri sendiri atau narsisme. Jika ditelusuri lebih dalam pengertian ‘Selfie’ menurut referensi pustakawan Britania adalah “sebuah pengambilan foto diri sendiri melalui smartphone atau webcam yang kemudian diunggah ke situs web media sosial.  Selfie adalah sebuah jenis self-portrait foto, dimana biasanya diambil dengan kamera digital genggam atau kamera ponsel. Selfies juga sering dikaitkan dengan jejaring sosial, seperti Instagram. Orang-orang biasanya melakukan foto Selfie dengan cara menggunakan kamera yang dipegang dengan lengan panjang atau di hadapan cermin atau dengan tongsis. Foto selfie biasanya juga menggukan ekpresi yang berlebihan di hadapan camera. Sebuah foto selfie yang digunakan dalam sebuah akun jejaring sosial online berperan sebagai salah satu tanda pengenal selain nama pengguna (user name) dan identitas pribadi (nio). 

Perlu diperhatikan kembali dengan definisi tabarruj tadi dengan pengertian selfie, yakni lelaku yang ditujukan untuk mengundang perhatian orang lain. Bila medsos (media sosial) adalah ruang umum yang banyak lelaki asing, tentu hal itu “bisa jadi” termasuk tabarruj yang dilarang dalam agama. Bila bukan, misalnya teman-teman fb-nya hanya terdiri dari mahram saja. Tentu yang demikian jauh dari tindakan tabarruj. 

Adapun jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-lain.  Situs jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.  Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

Jejaring sosial sebenarnya bentuk baru komunitas di Internet yang saling terhubung dengan cepat. Ini berbeda dengan jejaring sosial lima tahun yang lalu yang mungkin lebih dikenal sebagai forum diskusi, chat, messenger atau milis dimana pola komunikasinya terbatas hanya dalam forum tersebut saja. Atau kalau mau lebih jauh, bentuk mailing list sebagai cikal bakal komunitas internet yang sudah lama digunakan. Disebut jejaring karena kemampuannya untuk saling terhubung dengan cepat antara satu domain komunitas dengan komunitas lainnya. Misalnya, kalau digunakan tools status di Plurk.com, maka status kita dapat didistribusikan ke facebook, tumblr, twitter, multiply. Bahkan ada yang seolah-olah menjadi konsolidator semua domain komunitas sehingga fungsinya lebih praktis. 

Setiap situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda. Namun pada dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan lebih menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan penggunanya. Dengan beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa situs jejaring sosial merupakan layanan berbasis web dimana digunakan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pihak lain baik dengan teman, keluarga, maupun suatu komunitas yang memiliki tujuan yang sama. 

Deskripsi Masalah


Seorang Mahasiswi  yang sangat cantik rupawan sebut saja Mawar (bukan nama sebenarnya), ia juga sekaligus aktivis kampus yang gemar bergelut di dunia Facebook dengan akun “Mawar_Iemoedchyank“, dengan jumlah pertemanan hampir 2500 teman. Belakangan ini banyak sekali kegiatan kampus yang ia lakukan baik di luar maupun di dalam kampus. Karena event yang di anggap sangat penting tersebut, ia sering upload foto selfie di Facebook (FB). Katanya sih biar nggak kelihatan ketinggalan jaman (kudet, kurang update).

Dan dari sekian banyak fotonya dengan “modal” paras cantik dan enerjik, banyak teman pria yang nge-like dan komen memuji kecantikannya, semisal komen “Masya Allah ayune anake sapa ci” dari akun Gemblung_ingindicint4. Tak jarang Mbak Munaroh juga update status yang pada intinya mengumbar perasaan galaunya di media sosial tersebut.

Pertanyaan:

1. Apa hukum hukum tindakan selfie dan meng-upload foto serta update status menurut kacamata fiqh di mana terkadang mengumbar perasaannya di FB seperti contoh kasus di atas? Di mana terkadang dalam foto yang diupload menampilkan nuansa yang tak islami, kadang fotonya juga mengandung unsur kebohongan dan juga dalam suatu status terkadang ada nuansa fitnah dan provokasi. 

2. Apa hukumnya  nge-like dan komen atas suatu foto tersebut?

Jawaban:

Hukum selfie dan meng-upload foto serta update status di jejaring sosial di tafsil:
  1. Apabila ada keyakinan atau dugaan akan menimbulkan fitnah atau terjadinya kemaksiatan maka haram.
  2. Apabila hanya sebatas keraguan maka makruh.
  3. Apabila yakin atau ada dugaan kuat tidak akan menimbulkan fitnah atau terjadinya maksiat maka boleh.
Yang dimaksud fitnah adalah ketertarikan hati atau dorongan untuk melakukan zina atau muqaddimah-nya dan mengundang orang lain untuk berkomentar yang negatif menurut syara’ seperti berkomentar yang tidak senonoh.

Sedangkan hukum update status ditentukan oleh isi dari status tersebut, bisa haram apabila mengandung keharaman seperti ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), kebohongan, provokasi, atau status tersebut ditujukan untuk kepada perorangan yang lawan jenis, meskipun isinya tidak haram. Bisa sunnah apabila status mengandung unsur kebaikan seperti nasihat, tahadduts binni’mah, dan lain-lain.

Ibarot Hukum selfie

القائدة الفقهية
الأصل فى المعاملة الإباحة حتى يدل الدليل على تحريمها

Keterangan :
Asal hukum dari setiap muamalah adalah mubah sampai ada dalil yang menunjukkan keharamannya.

الفقه الإسلامي وأدلته الجزء الرابع ص: 224
أما التصوير الشمسي أو الخيالي فهذا جائز، ولا مانع من تعليق الصور الخيالية في المنازل وغيرها، إذا لم تكن داعية للفتنة كصور النساء التي يظهر فيها شيء من جسدها غير الوجه والكفين، كالسواعد والسيقان والشعور، وهذا ينطبق أيضا على صور التلفاز  . وما يعرض فيه من رقص وتمثيل وغناء مغنيات، كل ذلك حرام في رأيي

Keterangan :
Adapun hokum gambar hasil kamera maka boleh selama tidak mendatangkan fitnah seperti gambar wanita yang tampak sesuatu dari jasadnya selain wajah dan kedua telapak tangan.

الحلال و الحرام في الاسلام ص: 113
فتصوير النساء عاريات أو شبه عاريات وإبراز موانع الانوثة والفتنة منهن و رسمهن أو تصويرهن في أوضاع مثيرة للشهوات موقظة للغوائر الدنيا كما ترى ذلك واضحا في بعض المجلة و الصحف ودور ( السينما ) كل ذلك مما لا شك في حرمته وحرمة تصويره وحرمة نشره على الناس وحرمة اقتنائه والتخاذه في البيوت أو المكاتب والمجلات وتعليقه على الجدران وحرمة القصد الى رؤيته ومشاهدته

Keterangan :
Termasuk juga ketika gambar itu terlarang, maka menyebarkannya pun juga dilarang

Ibarat Hukum upload foto:

بغية المسترشدين الجزء الاول ص: 260
مسألة : ي) : كل معاملة كبيع وهبة ونذر وصدقة لشيء يستعمل في مباح وغيره ، فإن علم أو ظنّ أن آخذه يستعمله في مباح كأخذ الحرير لمن يحل له ، والعنب للأكل ، والعبد للخدمة ، والسلاح للجهاد والذب عن النفس ، والأفيون والحشيشة للدواء والرفق حلت هذه المعاملة بلا كراهة ، وإن ظن أنه يستعمله في حرام كالحرير للبالغ ، ونحو العنب للسكر ، والرقيق للفاحشة ، والسلاح لقطع الطريق والظلم ، والأفيون والحشيشة وجوزة الطيب لاستعمال المخذِّر حرمت هذه المعاملة ، وإن شكّ ولا قرينة كرهت ، وتصحّ المعاملة في الثلاث ، لكن المأخوذ في مسألة الحرمة شبهته قوية ، وفي مسألة الكراهة أخف.

Keterangan :
Setiap muamalah yang dilakukan terhadap hal yang mubah, maka hukumnya boleh. Apabila setiap muamalah yang dilakukan terhadap hal yang haram, maka haram. Dan apabila setiap muamalah yang dilakukan terhadap hal yang diragukan, maka makruh.

فتح الوهاب الجزء الثانى ص: 176 – 177
وبيع نحو رطب) كعنب (لمتخذه مسكرا) بأن يعلم منه ذلك أو يظنه فإن شك فيه أو توهمه منه فالبيع له مكروه وإنما حرم أو كره؛ لأنه سبب لمعصية محققة أو مظنونة أو لمعصية مشكوك فيها أو متوهمة وتعبيري بما ذكر أعم وأولى من قوله وبيع الرطب والعنب لعاصر الخمر.

Keterangan :
Keharaman atau kemakruhan muamalah itu karena tujuan dilakukannya seperti maksiat yang nyata atau persangkaan atau keraguan terhadap timbulnya maksiat tersebut

توشيح على ابن قاسم ص: 197
الفتنة هي ميل النفس ودعاؤها إلى الجماع أو مقدماته والشهوة هو أن يلتذ بالنظر

Keterangan :
Yang dinamakan fitnah adalah ketertarikan hati untuk melakukan zina atau muqaddimahnya dan mengundang orang lain untuk berkomentar yang yang negative.

بريقة محمودية في شرح طريقة محمدية وشريعة نبوية الجزء الرابع ص: 270
الثامن والأربعون الفتنة وهي إيقاع الناس في الاضطراب أو الاختلال والاختلاف والمحنة والبلاء بلا فائدة دينية ) وهو حرام لأنه فساد في الأرض وإضرار بالمسلمين وزيغ وإلحاد في الدين كما قال الله تعالى { إن الذين فتنوا المؤمنين والمؤمنات } الآية وقال صلى الله تعالى عليه وسلم { الفتنة نائمة لعن الله من أيقظها } قال المناوي الفتنة كل ما يشق على الإنسان وكل ما يبتلي الله به عباده وعن ابن القيم الفتنة قسمان فتنة الشبهات وفتنة الشهوات وقد يجتمعان في العبد وقد ينفردان

Keterangan :
Yang dimaksud fitnah adalah sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain menjadi gundah atau berselisih, bertengkar atau cobaan. Hal tersebut diharamkan karena menjadi petaka di muka bumi, membahayakan orang Islam dan menentang aturan agama.

تحفة المحتاج في شرح المنهاج الجزء السابع ص: 194
خرج مثالها أى العورة فلا يحرم نظره فى نحو مرآة كما أفتى به غير واحد ويؤيد قولهم لو علق الطلاق برؤيتها لم يحنث برؤية خيالها فى نحو مرآة لأنه لم يرها ومحل ذلك أى عدم حرمة نظر المثال كما هو ظاهر حيث لم يخش فتنة ولا شهوة -إلى أن قال- وكذا عند النظر بشهوة بأن يلتذ به وإن أمن الفتنة قطعا

Keterangan :
Seorang laki-laki tidak diharamkan melihat wanita lewat cermin. 

Ibarot Hukum Update Status:


إسعاد الرفيق الجزء الثانى ص: 105
و) منها (كتابة ما يحرم النطق به) قال فى البداية لأن القلم أحد اللسانين فاحفظه عما يجب حفظ اللسان منه أى من غيبة وغيرها فلا يكتب به ما يحرم النطق به من جميع ما مر وغيره. وفى الخطبة وكاللسان فى ذلك كله أى ما ذكر من آفات اللسان القلم إذ هو أحد اللسانين بلا جرم أى شك بل ضرره أعظم وأدوم فليصن الإنسان قلمه عن كتابة الحيل والمخادعات ومنكرات حادثات المعاملات.

Keterangan :
Termasuk dosa adalah menuliskan sesuatu yang haram diucapkan. Karena tulisan merupakaan salah atu dari “lisan” bahkan bahayanya lebih besar daripada lisan yang sesungguhnya serta lebih sulit hilang dari ingatan.

إسعاد الرفيق الجزء الثانى ص : 93- 94
و) منها (كل قول يحث) أحدا من الخلق (على) نحو فعل أو قول شىء أو استماع إلى شىء (محرم) فى الشرع ولو غير مجمع على حرمته (أو) على ما (يفتر)ه (عن) نحو فعل أو قول (واجب) عليه أو عن استماع إلى واجب فى الشرع كأن ينشطه لضرب مسلم أو سبه أو لاستماع لنحو مزمار أو يثبطه عن الصلاة أو عن رد السلام على من سلم عليه أو عن الاستماع لمن يعلمه ما وجب عليه تعلمه لأن ذلك من أوصاف المنافقين الذين وصفهم الله تعالى بقوله “والمنافقون والمنافقات بعضهم من بعض يأمرون بالمنكر وينهون عن المعروف” الآية وكفى بها زجرا لمن له أدنى تمييز وسيأتى أن ترك الأمر بالمعروف من الكبائر فكيف بالنهى عن المعروف والأمر بالممنكر فإنه أقبح وأشنع لما فيه من الإعانة على سخط الله وهو مذموم سواء كان فيه رضا الناس أم لا قال عليه الصلاة والسلام “من التمس رضا الناس فى سخط الله سخط الله عليه وأسخط الناس عليه ومن أرضى الله فى سخط الناس رضى الله عنه وأرضى عنه من اسخطه رضاه”

Keterangan :
Termasuk dosa adalah  setiap pembahasan terhadap perbuatan atau ucapan yang mengarah kepada keharaman atau menimbulkan dampak negative seperti marah atau perkataan yang menjadikan seseorang ingin memusuhi orang lain.

بشرى الكريم الجزء الثانى ص: 27
وتكره الشكوى الا لنحو صديق ليدعو له أو ليتعهده أو لنحو طبيب ليداويه فلا بأس بذلك والا كتبرمه من القضاء كقول بعضهم ما فعلت تحتك يارب فانه حرام بل يخشى منه الكفر ولايحرم التبرم من المقضي كالمرض والفقر دون القضاء والأنين خلاف الأولى إن لم يغلبه أو يحصل به استراحة من ألمه والا فهو مباح وينبغي أن يبدله بنحو تسبيح اهـ

Keterangan :
Hukum curhat adalah makruh kecuali bila ditujukan kepada seorang teman agar didoakan atau diperhatikan atau kepada dokter agar diobati, maka hukumnya boleh.

Hukum komentar dan nge-like atas suatu foto juga di tafsil:


Hukum komentar di-tafsil apabila isi komentarnya mengandung keharaman seperti menghina, menyetujui kemaksiatan, dan lain-lain, atau komentar ditujukan kepada perorangan lain jenis maka haram. Jika tidak demikian maka boleh atau bahkan sunnah juka mengandung unsur kebaikan atau bahkan wajib kalau dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar.

Sedangkan hukum nge-like disesuaikan dengan hukum upload foto dan update status, bisa hukum haram, makruh, dan boleh sebagaimana jawaban sub A, karena menge-like tergolong rela/ ridho.

Ibarot Hukum Komentar Status:

إسعاد الرفيق الجزء الثانى ص: 105
و) منها (كتابة ما يحرم النطق به) قال فى البداية لأن القلم أحد اللسانين فاحفظه عما يجب حفظ اللسان منه أى من غيبة وغيرها فلا يكتب به ما يحرم النطق به من جميع ما مر وغيره. وفى الخطبة وكاللسان فى ذلك كله أى ما ذكر من آفات اللسان القلم إذ هو أحد اللسانين بلا جرم أى شك بل ضرره أعظم وأدوم فليصن الإنسان قلمه عن كتابة الحيل والمخادعات ومنكرات حادثات المعاملات.

Keterangan :
Termasuk dosa adalah menuliskan sesuatu yang haram diucapkan. Karena tulisan merupakaan salah atu dari “lisan” bahkan bahayanya lebih besar daripada lisan yang sesungguhnya serta lebih sulit hilang dari ingatan.

إتحاف السادة المتقين الجزء التاسع ص : 165
الآفة الثالثة الخوض في الباطل وهو الكلام في المعاصي كحكاية أحوال النساء) ممما يتعلق بهن كأن يقول قالت لي كذا وقلت لها كذا وما اشبه ذلك (ومجالس الخمر) مما يجري فيها من العربدة (ومقامات الفساق) وما يجري فيها من المخزيات (وتنعم الأغنياء وتجبر الملوك ومراسمهم المذمومة وأحوالهم المكروهة) المخالفة للشرع والعرف  (فإن كل ذلك مما لا يحل الخوض فيه وهو حرام وأما الكلام فيما لا يعني أو أكثر مما يعني فهو ترك الأولى ولا تحريم فيه نعم من يكثر الكلام فيما لا يعني لا يؤمن عليه الخوض في الباطل وأكثر الناس يتجالسون للتفرج بالحديث ولا يعدو كلامهم التفكه بأعراض الناس أو الخوض في الباطل وأنواع الباطل لا يمكن حصرها لكثرتها وتفننها فلذلك لا مخلص منها إلا بالاقتصار علي ما يعني من مهمات الدين والدنيا وفي هذا الجنس تقع كلمات يهلك بها صاحبها وهو يستحقرها

Keterangan :
Membahas sesuatu yang batil adalah ucapan yang mengandung unsur kemaksiatan, hukum pembahasan tersebut adalah haram. Adapun membicarakan sesuatu yang tidak ada gunanya ataupun membicarakan sesuatu yang berguna terlampau banyak tidaklah haram, tetapi meninggalkan keutamaan karena banyak bicara akan sangat mungkin mengarah kepada kebatilan atau kesalahan

الموسوعة الفقهية الكويتية الجزء خمس وثلاثين ص: 122
الكلام مع المرأة الأجنبية : – ذهب الفقهاء إلى أنه لا يجوز التكلم مع الشابة الأجنبية بلا حاجة لأنه مظنة الفتنة ، وقالوا إن المرأة الأجنبية إذا سلمت على الرجل إن كانت عجوزا رد الرجل عليها لفظا أما إن كانت شابة يخشى الافتتان بها أو يخشى افتتانها هي بمن سلم عليها فالسلام عليها وجواب السلام منها حكمه الكراهة عند المالكية والشافعية والحنابلة ، وذكر الحنفية أن الرجل يرد على سلام المرأة في نفسه إن سلمت عليه وترد هي في نفسها إن سلم عليها ، وصرح الشافعية بحرمة ردها عليه

Keterangan :
Seorang laki-laki tidak diperbolehkan bercakap-cakap dengan gadis ajnabiyyah kecuali bila ada hajat karena sangat mungkin akan mendatangkan fitnah.

إحياء علوم الدين الجزء الثالث ص: 99
وهذا يدل على أنه لا يجوز للنساء مجالسة العميان كما جرت به العادة في المأتم والولائم فيحرم على الأعمى الخلوة بالنساء ويحرم على المرأة مجالسة الأعمى وتحديق النظر إليه لغير حاجة وإنما جوز للنساء محادثة الرجال والنظر إليهم لأجل عموم الحاجة

Keterangan :
Kebolehan bagi wanita untuk bercakap-cakap dengan laki-laki serta melihatnya hanyalah karena suatu kubutuhan.

Ibarot Hukum Nge-like Status:

إسعاد الرفيق الجزء الثانى ص : 127
و) منها (الإعانة على المعصية) أى على معصية من معاصى الله بقول أو فعل أو غيره ثم إن كانت المعصية كبيرة كانت الإعانة عليها كبيرة كذلك كما فى الزواجر قال فيها وذكرى لهذين أى الرضا بها والاعانة عليها بأى نوع كان ظاهر معلوم مما سيأتى فى الأمر بالمعروف والنهى عن المنكر اهـ

Keterangan :
Termasuk sesuatu yang dilarang adalah membantu seseorang terhadap kemaksiatan baik berupa ucapan, perbuatan atau yang lain.

إسعاد الرفيق الجزء الثانى ص : 50
و) منها (الفرح بالمعصية) والرضا بها سواء صدرت (منه أو) صدرت (من غيره) من خلق الله لأن الرضا بالمعصية معصية اهـ

Keterangan :
Termasuk sesuatu yang dilarang adalah bergembira terhadap kemaksiatan. Karena kegembiraan tersebut juga termasuk kemaksiatan. 

تحفة الحبيب على شرح الخطيب الجزء الرابع ص: 101
أحدها نظره ) أي الرجل ( إلى ) بدن امرأة ( أجنبية ) غير الوجه والكفين ولو غير مشتهاة قصدا ( لغير حاجة ) مما سيأتي ( فغير جائز ) قطعا وإن أمن الفتنة ، وأما نظره إلى الوجه والكفين فحرام عند خوف فتنة تدعو إلى الاختلاء بها لجماع أو مقدماته بالإجماع كما قاله الإمام ، ولو نظر إليهما بشهوة وهي قصد التلذذ بالنظر المجرد وأمن الفتنة حرم قطعا ، وكذا يحرم النظر إليهما عند الأمن من الفتنة فيما يظهر له من نفسه من غير شهوة على الصحيح كما في المنهاج كأصله ووجهه الإمام باتفاق المسلمين على منع النساء من الخروج سافرات الوجوه ، وبأن النظر مظنة الفتنة ومحرك للشهوة وقد قال تعالى : { قل للمؤمنين يغضوا من أبصارهم } واللائق بمحاسن الشريعة سد الباب والإعراض عن تفاصيل الأحوال كالخلوة بالأجنبية قوله : ( وإن أمن الفتنة ) هي ميل النفس ودعاؤها إلى الجماع أو مقدماته – الى ان قال – قوله : ( عند خوف فتنة ) أي بأن يفتن عقله ، وهذا قيد لأجل قوله ( بالإجماع ) . وقوله ( تدعو إلى الاختلاء ) كان الأولى حذف ذلك ويقول من جماع أو مقدماته ، وقال بعضهم : تدعو صفة كاشفة للفتنة لأنها ميل النفس إلى الاختلاء بها بجماع أو مقدماته

Keterangan :
Hukum Laki-laki melihat wajah dan telapak tangan wanita adalah haram ketika dikhawatirkan timbulnya fitnah ataupun tidak khawatir timbulnya fitnah.

القليوبي الجزء الثالث ص 209
والحاصل أنه يحرم رؤية شيء من بدنها وإن أبين كظفر وشعر عانة وإبط ودم حجم وفصد لا نحو بول كلبن والعبرة في المبان بوقت الإبانة فيحرم ما أبين من أجنبية وإن نكحها ولا يحرم ما أبين من زوجة وإن أبانها وشمل النظر ما لو كان من وراء زجاج أو مهلهل النسج أو في ماء صاف وخرج به رؤية الصورة في الماء أو في المرآة فلا يحرم ولو مع شهوة ويحرم سماع صوتها ولو نحو القرآن إن خاف منه فتنة أو التذ به وإلا فلا والأمرد فيما ذكر كالمرأة.

Keterangan :
Melihat sesuatu dari tubuh seorang wanita hukumnya haram kecuali bila telah dinikahinya. Termasuk haramnya melihat walaupun terhalang oleh kaca atau air yag jernih. Adapun melihat gambar di dalam air atau lewat cermin maaka tidak haram walaupun disertai dengan syahwat.

Daftar Pustaka
Firmansyah, Ditya, Teknologi Jaringan: Perbincangan Tentang Jejaring Sosial (Yogyakarta : Galang Press, 2010)
http://www.definisikata.com/selfie.html 
http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial.html 
Muhammad, Abu, FH dan Zainuri Siroj, Kamus Istilah Agama Islam (KIAI), (Jakarta : PT. Albama, 2009)
Situmorang, James R. “Pemanfaatan Internet Sebagai New Media Dalam Bidang Politik, Bisnis, Pendidikan Dan Sosial Budaya”, Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Katolik Parahyangan, Volume 8, Nomor 1:ISSN:0216-1249, 2012

0 Komentar untuk "Bahtsul Masail Hukum Selie di Sosial Media"

Back To Top